Laman

Polisi Tidur Penghasil Energi Listrik



Police trap alias polisi tidur sudah umum kita temui di jalan. Fungsinya sebagai pengaman sekaligus pengingat bagi para pengguna kendaraan untuk memperlambat laju kendaraannya. Nah, berbeda dengan polisi tidur pada umumnya, Smart Police Trap buatan tim mahasiswa ITS Surabaya mampu menghasilkan energi listrik. Ide awal mengembangkan Smart Police Trap datang dari dosen Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Harus Laksana Guntur. Menurutnya, polisi tidur yang ada di jalan saat ini kurang bermanfaat karena hanya memperlambat laju kendaraan. “Padahal, secara mekanika, setiap polisi tidur memiliki potensi energi pada saat dilintasi oleh kendaraan,” ujar Diandra Devia Dewi, salah satu anggota tim pengembang Smart Police Trap. Karena itulah, sang dosen mengajak para mahasiswanya yang tergabung dalam Tim Buzz untuk mengembangkan polisi tidur yang cerdas. Salah satunya adalah Diandra. Mesin penangkap energi Pengembangan Smart Police Trap mulai dilakukan pada 2009. “Sampai sekarang masih terus dikembangkan,” kata Diandra. Bahan utamanya adalah besi, pegas, poros, gear, dan flywheel. “Diutamakan besi dan pegas yang dipakai adalah besi bekas agar lebih ramah lingkungan,” ujarnya.


Smart Police Trap bersifat portabel, dapat dibongkar pasang dan dipindah-pindah lokasinya. Inovasi ini telah diuji coba dan lolos dalam daftar 20 finalis Kontes Inovasi Nasional 2011 di Institut Teknologi Bandung, 4-5 Februari 2011. Diandra menjelaskan cara kerjanya dalam menghasilkan listrik. Pada dasarnya, Smart Police Trap terdiri dari dua inovasi, yakni polisi tidur dan generator elektrik yang dilengkapi dengan pegas torsi. Pada bagian tengah polisi tidur (di antara tanjakan dan turunan) terdapat papan menyembul yang bagian bawahnya dipasangi pegas helix baja. Tinggi puncak papan itu sekitar 2-3 cm dari turunan polisi tidur. “Setiap kali roda mobil atau motor melindas polisi tidur, energi kinetik yang biasanya terbuang akan ditangkap oleh pegas sebagai energi potensial lalu dialirkan ke generator torsional,” papar Diandra. Generator elektrik yang sederhana itu diletakkan di sisi papan polisi tidur dan diatur agar dapat menyimpan energi setiap enam lindasan terjadi. “Dari enam kali lindasan kendaraan, bisa terkumpul listrik sebesar 10,5 watt. Arus bisa diubah dari AC menjadi DC,” lanjut Diandra. Energi itu kemudian disimpan ke dalam baterai atau accu sebelum digunakan untuk penerangan jalan ataupun gedung.


“Berapa pun bobot dan kecepatan kendaraan ketika melindas polisi tidur, jumlah daya listrik yang dihasilkan tetap sama,” ujar Diandra. Namun, ia mengingatkan bahwa polisi tidur ini sebaiknya dihindarkan dari lindasan kendaraan besar macam truk, agar tidak lekas rusak. Sumber listrik yang hemat “Selanjutnya, dikembangkan lagi sebagai sumber listrik untuk palang parkir di mal,” kata Diandra. Rencananya, alat ini akan dipatenkan. “Bila sudah dipatenkan, kami akan mencoba menawarkannya kepada Pemda setempat,” imbuhnya. Menurut Diandra, teknologi serupa sudah ada di luar negeri, namun harga per unitnya sangat mahal, sekitar 10 juta rupiah. “Sementara alat kami ini harganya sekitar 1,5 juta rupiah saja per unit. Alat ini sangat ekonomis dibandingkan dengan biaya untuk penerangan satu buah lampu jalan per tahun sekitar 2,3 juta rupiah,” pungkasnya. (RAA)

Sumber : CHIP MAGAZINE
Situs Web : CHIP MAGAZINE


0 komentar: